Senin, 24 Januari 2011

Melakukan setting ulang koneksi jaringan .

1. Konfigurasi secara software antara lain :
Jika Anda sedang mencari sebuah software yang berfungsi untuk menggali informasi tentang sebuah komputer, baik tentang hardware yang tidak terdeteksi oleh windows, driver hardware yang tidak dikenali, daftar perangkat yang terinstal di dalam CPU, atau bahkan ingin mencari tahu seberapa besar kemampuan komputer Anda lewat beberapa tes uji berskala profesional, mungkin artikel ini bisa memberikan sudut pandang dan jawaban tentang semua keinginan itu.
Ada 2 software yang ingin saya ketengahkan untuk tujuan di atas kali ini, yaitu HWiNFO32 dan PC WIZARD 2010. Kedua software analisa ini memang cukup dikenal mempunyai rating yang bagus di bidangnya, juga selalu up to date mengikuti perkembangan dunia komputer. Dan tentu saja, gratis alias freeware (I loo..ove free software!).
Selain tersedia dalam bentuk installer, HWiNFO32 dan PC WIZARD juga tersedia dalam bentuk portabel (untuk media USB, CD-Rom dan media penyimpanan portabel lainnya), sehingga cocok untuk Anda yang ingin melakukan identifikasi hardware atau informasi sistem untuk beberapa komputer berbeda sekaligus.
2. Konfigurasi routing :
a. Hidupkan komputer dan login sebagai root

b. Menambahkan IP yang akan di routing dengan masuk ke file interfaces dengan menggunakann perintah ( vi /etc/network/interfaces )

Tambahkan konfigurasi sesuai dengan NIC yang kita punya misalkan kita hanya mempunyai 2 NIC ( 1 dari komputer dan 1 tambahan) maka kita perlu mengkonfigurasinya kembali. lihat gambaran dibawah ini

auto eth0
iface eth0 inet static
address 192.168.10.220
netmask 255.255.255.0
network 192.168.10.0
broadcast 192.168.10.255
gateway 192.168.10.1

auto eth1
iface eth1 inet static
address 172.60.31.1
netmask 255.255.255.0
network 172.60.31.0
broadcast 172.60.31.255
gateway 172.60.30.1

c. Setelah pengkonfigurasian selesai simpan dengan menggunakan perintah (wq!)

d. Kemudian pasangkan kabel Straighe yang telah di install sebelumnya keserver dan menyambung ke hub

e. Setelah itu untuk eth0 pasangkan kabel Cross ke client dan menyambung ke server

f. Kemudian tes apakah ke 2 NIC tersebut sudah terbaca oleh system operasi dengan menggunakan perintah (mii-tool)

g. Dan untuk melihat jenis driver NIC dapat menggunakan perintah (lspci)

h. Pada step installasi. DHCP telah diinstall dan dikonfigurasi namun agar IP yang dirouting dapat dijalankan maka konfigurasi diganti dengan memasukkan IP yan baru .lihat gambaran dibawah ini:

Sebelum mengalami perubahan konfigurasi

optiondomain-name “ica.com” (sesuai dengan domain saat penginstalan)

optiondomain-name-servers “ns1.ica.com”(dapat juga menggunakan IP)

subnet (masukkan IP network) 192.168.10.0 netmask 255.255.255.0 {

range (batas IP yang diberikan ke client) 192.168.10.222 192.168.10.230;

options routers (masukkan IP gateway) 192.168.10.1;

}

Sesudah mengalami perubahan konfigurasi

optiondomain-name “ica.com”

optiondomain-name-servers “192.168.10.1, 118.98.165.57, 202.134.0.155”(IP server yang akan dilewati)

subnet 172.60.31.0 netmask 255.255.255.0 {

range 172.60.31.11 172.60.31.22;

options routers 172.60.30.1; ( IP router server yang memberikan DHCP pada client)

}

i. setelah konfigurasi selesai maka di simpan dengan menggunakan perintah (wq!)

j. kemudian untuk menambahkan atau melihat jumlah eth yang digunakan dapat menggunakan perintah ( vi /etc/network/ifstate). Maka akan tampil

lo=lo

eth0=eth0(Ethernet pertama)

eth1=eth1(Ethernet kedua)

setelah itu simpan dengan menggunakan perintah (wq!)

k. setelah itu service terlebih dahulu network nya dengan menggunakan perintah (/etc/init.d/networking restart)

l. setelah network diservice kita dapat melihat IP yang kita konfigurasi dengan menggunakan perintah (ifconfig). Jika kita hanya ingin melihat IP di eth0 ataupun di eth1 saja dapat menggunakan perintah (ifconfig eth0)(ifconfig eth1)

m. kemudian agar client dapat mengecek IP server maka kita harus menambahkan file konfigurasi di rc dengan menggunakan perintah ( vi /etc/init.d/rc) setelah masuk ke file tersebut maka tambahkan file konfigurasi dan letak saja di barisan akhir. File konfigurasi tersebut ( /sbin/iptables –t nat –A POSTROUTING

–s(masukkan IP network router) 172.60.31.0/24 –d 0.0.0.0/0 MASQUERADE)

Setelah penambahan file konfigurasi selesaii maka simpan dengan menggunakan perintah (wq!)

n. setelah semuanya selesai maka server dapat mengetes apakah server kita sudah terhubung ke server utama .dan dapat menggunakan perintah ping (masukkan IP server) contoh : ping 202.134.0.155 jika balasan reply berarti berhasil.

o. Kemudian untuk mengecek POSTROUTING sudah jalan atau belum dapat menggunakan perintah (iptables –t nat –L). jika belum berhasil maka komputer harus di reboot.

p. Setelah proses reboot selesai login sebagai root kemudian tes kembali POSTROUTING dengan menggunakan perintah (iptables –t nat –L) jika sudah berhasil maka pada bagian POSTROUTING akan ada keterangan tambahannya.
3. Protokol routing :
Protokol - Protokol routing yang saya jelaskan di sini ada 3. Yaitu, OSPF, BGP dan RIP

Open Shortest Path First (OSPF)

OSPF merupakan sebuah routing protokol berjenis IGP yang hanya dapat bekerja dalam jaringan internal suatu ogranisasi atau perusahaan. Jaringan internal maksudnya adalah jaringan di mana Anda masih memiliki hak untuk menggunakan, mengatur, dan memodifikasinya. Atau dengan kata lain, Anda masih memiliki hak administrasi terhadap jaringan tersebut.

Jika Anda sudah tidak memiliki hak untuk menggunakan dan mengaturnya, maka jaringan tersebut dapat dikategorikan sebagai jaringan eksternal. Selain itu, OSPF juga merupakan routing protokol yang berstandar terbuka. Maksudnya adalah routing protokol ini bukan ciptaan dari vendor manapun. Dengan demikian, siapapun dapat menggunakannya, perangkat manapun dapat kompatibel dengannya, dan di manapun routing protokol ini dapat diimplementasikan. OSPF merupakan routing protokol yang menggunakan konsep hirarki routing, artinya OSPF membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan-tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan area.




Dengan menggunakan konsep hirarki routing ini sistem penyebaran informasinya menjadi lebih teratur dan tersegmentasi, tidak menyebar ke sana ke mari dengan sembarangan. Efek dari keteraturan distribusi routing ini adalah jaringan yang penggunaan bandwidth-nya lebih efisien, lebih cepat mencapai konvergensi, dan lebih presisi dalam menentukan rute-rute terbaik menuju ke sebuah lokasi. OSPF merupakan salah satu routing protokol yang selalu berusaha untuk bekerja demikian. Teknologi yang digunakan oleh routing protokol ini adalah teknologi linkstate yang memang didesain untuk bekerja dengan sangat efisien dalam proses pengiriman update informasi rute. Hal ini membuat routing protokol OSPF menjadi sangat cocok untuk terus dikembangkan menjadi network berskala besar. Pengguna OSPF biasanya adalah para administrator jaringan berskala sedang sampai besar. Jaringan dengan jumlah router lebih dari sepuluh buah, dengan banyak lokasi-lokasi remote yang perlu juga dijangkau dari pusat, dengan jumlah pengguna jaringan lebih dari lima ratus perangkat komputer, mungkin sudah layak menggunakan routing protocol ini.

Cara OSPF Membentuk Hubungan dengan Router Lain

Untuk memulai semua aktivitas OSPF dalam menjalankan pertukaran informasi routing, hal pertama yang harus dilakukannya adalah membentuk sebuah komunikasi dengan para router lain. Router lain yang berhubungan langsung atau yang berada di dalam satu jaringan dengan router OSPF tersebut disebut dengan neighbour router atau router tetangga. Langkah pertama yang harus dilakukan sebuah router OSPF adalah harus membentuk hubungan dengan neighbor router. Router OSPF mempunyai sebuah mekanisme untuk dapat menemukan router tetangganya dan dapat membuka hubungan. Mekanisme tersebut disebut dengan istilah Hello protocol. Dalam membentuk hubungan dengan tetangganya, router OSPF akan mengirimkan sebuah paket berukuran kecil secara periodik ke dalam jaringan atau ke sebuah perangkat yang terhubung langsung dengannya. Paket kecil tersebut dinamai dengan istilah Hello packet. Pada kondisi standar, Hello packet dikirimkan berkala setiap 10 detik sekali (dalam media broadcast multiaccess) dan 30 detik sekali dalam media Point-to-Point. Hello packet berisikan informasi seputar pernak-pernik yang ada pada router pengirim. Hello packet pada umumnya dikirim dengan menggunakan multicast address untuk menuju ke semua router yang menjalankan OSPF (IP multicast 224.0.0.5). Semua router yang menjalankan OSPF pasti akan mendengarkan protocol hello ini dan juga akan mengirimkan hello packet-nya secara berkala. Cara kerja dari Hello protocol dan pembentukan neighbour router terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari jenis media di mana router OSPF berjalan.

BGP (Border Gateway Protocol)

BGP (Border Gateway Protocol) merupakan salah satu jenis routing protokol yang digunakan untuk koneksi antar AS (Autonomous System), dan salah satu jenis routing protokol yang banyak digunakan di ISP besar (Telkomsel) ataupun perbankan. AS number merupakan penomoran dari sekelompok router yang berada di di bawah satu administrasi, satu administrasi di sini maksudnya biasa satu ISP ataupun satu perusahaan tingkat corporate. Pemecahan sebuah daerah AS berguna untuk mengurangi jumlah informasi routing update yang dikeluarkan oleh tiap router. AS sendiri bisa terdiri dari angka 1-65ribuan. Tugas utama dari BGP adalah memberikan informasi tentang apa yang dimiliki oleh sebuah organisasi ke dunia di luar. Tujuannya adalah untuk memperkenalkan pada dunia luar alamat-alamat IP apa saja yang ada dalam jaringan tersebut. Setelah dikenal dari luar, server-server, perangkat jaringan, PC-PC dan perangkat komputer lainnya yang ada dalam jaringan tersebut juga dapat dijangkau dari dunia luar. Selain itu, informasi dari luar juga dikumpulkannya untuk keperluan organisasi tersebut berkomunikasi dengan dunia luar.





manfaat dan keunggulan dari routing protocol Internet ini dan pada kondisi yang bagaimana Anda harus menggunakan routing protocol ini. Namun, ada juga saatnya di mana routing protocol ini tidak perlu bahkan tidak boleh digunakan sama sekali. BGP memang sangat rumit dan complicated, namun justru di sinilah letak kehebatannya.

Routing protocol BGP menjadi rumit karena banyak sekali pernak-pernik yang dapat Anda atur dan harus diperhatikan jika ingin semuanya berjalan lancar. Jika mau bekerja sesuai dengan keinginan, Anda harus selalu melakukan modifikasi, tuning, perbaikan, dan terus-menerus memainkan atribut-atribut yang mengiringi jalannya routing protokol ini. Dan itupun sangat rentan terhadap masalah jika Anda tidak berhati-hati.

Kalau sudah bermasalah pasti keseluruhan akses Anda ke Internet menjadi kacau. Bukan hanya itu saja, server-server, pelanggan-pelanggan, dan semua jaringan yang ada di belakang router BGP milik Anda tidak dapat dikenali lagi dari dunia Internet. Masalah ini menjadi sangat fatal kalau jaringan yang mengandalkan router BGP ini sudah berskala besar. Maka dari itu, perlu keahlian khusus dan pengalaman yang sudah cukup banyak untuk dapat mengatur routing protocol ini.



Routing Information Protocol (RIP)

Routing Information Protocol (RIP) adalah sebuah protokol routing dinamis yang digunakan dalam jaringan LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network). Karena itu protokol ini diklasifikasikan sebagai Interior Gateway Protocol (IGP). Protokol ini menggunakan algoritma Distance-Vector Routing. Pertama kali didefinisikan dalam RFC 1058 (1988). Protokol ini telah dikembangkan beberapa kali, sehingga terciptalah RIP Versi 2 (RFC 2453). Kedua versi ini masih digunakan sampai sekarang, meskipun begitu secara teknis mereka telah dianggap usang oleh teknik-teknik yang lebih maju, seperti Open Shortest Path First (OSPF) dan protokol OSI IS-IS. RIP juga telah diadaptasi untuk digunakan dalam jaringan IPv6, yang dikenal sebagai standar RIPng (RIP Next Generation / RIP generasi berikutnya).
4. ARP ( ADDRESS RESOLUTION PROTOCOL ):
sebuah protokol dalam TCP/IP Protocol Suite yang bertanggungjawab dalam melakukan resolusi alamat IP ke dalam alamat Media Access Control (MAC Address). ARP didefinisikan di dalam RFC 826.

Ketika sebuah aplikasi yang mendukung teknologi protokol jaringan TCP/IP mencoba untuk mengakses sebuah host TCP/IP dengan menggunakan alamat IP, maka alamat IP yang dimiliki oleh host yang dituju harus diterjemahkan terlebih dahulu ke dalam MAC Address agar frame-frame data dapat diteruskan ke tujuan dan diletakkan di atas media transmisi (kabel, radio, atau cahaya), setelah diproses terlebih dahulu oleh Network Interface Card (NIC). Hal ini dikarenakan NIC beroperasi dalam lapisan fisik dan lapisan data-link pada tujuh lapis model referensi OSI dan menggunakan alamat fisik daripada menggunakan alamat logis (seperti halnya alamat IP atau nama NetBIOS) untuk melakukan komunikasi data dalam jaringan.


Jika memang alamat yang dituju berada di luar jaringan lokal, maka ARP akan mencoba untuk mendapatkan MAC address dari antarmuka router lokal yang menghubungkan jaringan lokal ke luar jaringan (di mana komputer yang dituju berada).
5. 2 jenis routing protokol yaitu interior dan exterior :
Interior : Sesuai namanya, interior berarti bagian dalam. Dan interior routing protocol digunakan dalam sebuah network yang dinamakan autonomus systems (AS) . AS dapat diartikan sebagai sebuah network (bisa besar atau pun kecil) yang berada dalam satu kendali teknik. AS bisa terdiri dari beberapa sub network yang masing-masingnya mempunyai gateway untuk saling berhubungan. Interior routing protocol mempunyai beberapa macam implemantasi protokol,
Exterior : AS merupakan sebuah network dengan sistem policy yang pegang dalam satu pusat kendali. Internet terdiri dari ribuan AS yang saling terhubung. Untuk bisa saling berhubungan antara AS, maka tiap-tiap AS menggunakan exterior protocol untuk pertukaran informasi routingnya. Informasi routing yang dipertukarkan bernama reachability information (informasi keterjangkauan). Tidak banyak router yang menjalankan routing protokol ini. Hanya router utama dari sebuah AS yang menjalankannya. Dan untuk terhubung ke internet setaip AS harus mempunyai nomor sendiri.

Sabtu, 22 Januari 2011

langkah-langkah instalasi linux ubuntu

Anda akan memerlukan Ubuntu 10,04 LTS Desktop ISO image yang sesuai dengan arsitektur hardware anda (i386 atau amd64), dan yang dapat didownload di sini. Setelah download selesai, bakar ISO image menggunakan program CD / DVD burning favorit anda (Nero, CDBurnerXP, Roxio) pada CD kosong pada kecepatan 8x.Masukkan CD Ubuntu 10.04 di drive CD / DVD-ROM dan reboot komputer untuk boot dari CD. tekan tombol F8, F11, DEL atau F12 (tergantung pada BIOS Anda) untuk memilih CD / DVD-ROM sebagai boot deviceTunggu sampai CD memuat. Anda akan melihat wallpaper dan wizard instalasi. Pilih bahasa Anda dan klik tombol “Install Ubuntu 10,04 LTS” untuk melanjutkan.
Layar kedua akan menampilkan peta bumi. Setelah pemilihan lokasi Anda saat ini, waktu untuk system akan menyesuaikan. Anda juga dapat memilih lokasi Anda saat ini dari daftar drop-down yang terletak di bagian bawah jendela. Klik tombol “Forward” setelah Anda memilih lokasi yang Anda inginkan.
Pada layar ketiga, Anda dapat memilih layout keyboard yang diinginkan. Tapi pilihan default sudah sesuai. Klik tombol “Forward” bila Anda telah selesai dengan konfigurasi keyboard.
PARTISI HARD DISK
Anda memiliki empat pilihan di sini :
1. Jika Anda memiliki sistem operasi lain (misalnya Windows XP) dan Anda ingin sistem dual boot, pilih opsi pertama: “Install them side by side, choosing between them at each startup.”
Catatan : Pilihan No. 1 HANYA muncul jika Anda memiliki sistem operasi lain terinstal, seperti Microsoft Windows. Ingatlah bahwa, setelah instalasi, boot loader Windows akan ditimpa oleh boot loader Ubuntu!
2. Jika Anda ingin menghapus sistem operasi yang ada, atau hard drive sudah kosong dan Anda ingin agar installer secara otomatis partisi hard drive Anda, pilih pilihan kedua, “Use the entire disk.”
Catatan : Pilihan No. 2 direkomendasikan untuk sebagian besar pengguna yang tidak memiliki sistem operasi lain yang terpasang atau yang ingin menghapus OS yang sudah ada, misalnya Windows XP.
3. Pilihan ketiga adalah “Use the largest continuous free space “ dan akan menginstal Ubuntu 9,10 di ruang unpartitioned pada hard drive yang dipilih.

4. Pilihan keempat adalah “Specify partitions manually” dan dianjurkan HANYA untuk pengguna tingkat lanjut, untuk membuat partisi khusus atau memformat hard drive dengan filesystem lain.
Klik tombol “Forward” jika anda sudah memilih jenis partisi harddisk yang akan digunakan.
Pada layar ini, Anda harus mengisi nama Anda, nama yang ingin Anda gunakan untuk login di Ubuntu OS (juga dikenal sebagai username yang akan diminta untuk log in ke sistem), password dan nama komputer (secara otomatis, tetapi bisa juga diganti). Pada langkah ini, ada sebuah opsi bernama “Log in automatically” Jika Anda mencentang kotak pada pilihan ini, Anda akan secara otomatis login ke desktop Ubuntu. Klik tombol “Forward” tombol untuk melanjutkan.
Pada layar ini, Anda harus mengisi nama Anda, nama yang ingin Anda gunakan untuk login di Ubuntu OS (juga dikenal sebagai username yang akan diminta untuk log in ke sistem), password dan nama komputer (secara otomatis, tetapi bisa juga diganti). Pada langkah ini, ada sebuah opsi bernama “Log in automatically” Jika Anda mencentang kotak pada pilihan ini, Anda akan secara otomatis login ke desktop Ubuntu. Klik tombol “Forward” tombol untuk melanjutkan.Sistem operasi Ubuntu 10,04 LTS (Lucid Lynx) akan dipasang.
Setelah sekitar 10 hingga 18 menit (tergantung spesifikasi komputer Anda), sebuah jendela pop-up akan muncul, yang memberitahukan bahwa instalasi selesai, dan Anda harus me-restart komputer untuk menggunakan sistem operasi Ubuntu yang baru diinstal. Klik tombol “Restart Now”.
CD/DVD installer Ubuntu tersebut akan dikeluarkan; keluarkan dan tekan “Enter” untuk reboot. Komputer akan direstart dan dalam beberapa detik, Anda akan melihat boot splash Ubuntu.
Pada layar login, klik nama pengguna Anda dan masukan password Anda. Klik tombol “Log In” atau tekan Enter.
Selamat menggunakan Ubuntu 10.04 LTS!